Media Relations: Metodologi Surat Kabar/Koran

RISET PEMBACA SURAT KABAR

Definisi Riset Media
Adalah Ilmu yang berusaha mencari atau meneliti atas suatu masalah yang ada dan dapat dilihat dari media.
Sedangkan Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun pengertian media dalam proses pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Riset ilmiah punya peran dalam perkembangan industri media dan manajemen industri media. Khususnya, di media cetak (suratkabar). Jenis riset itu, antara lain:
Riset Pembaca (Readership Research):
Studi pembaca dilakukan di AS menjelang dan menyusul terjadinya Perang Dunia II. Perintisnya adalah George Gallup, dengan metode wawancara personal, di mana pembaca disodori suratkabar dan diminta menunjukkan artikel-artikel yang mereka baca.
Riset pembaca menjadi penting bagi manajemen selama 1960-an dan 1970-an, ketika tingkat sirkulasi suratkabar di daerah metropolitan mulai mendatar dan bahkan menurun.
Saat ini, riset pembaca suratkabar terutama dibagi dalam lima jenis: Profil pembaca, studi seleksi-item, studi pembaca-nonpembaca, studi uses and gratifications, dan perbandingan redaktur -pembaca.

Metodologi Riset Pembaca Surat Kabar

Wawancara personal, telepon, atau surat, dengan modifikasi kecil. Karena biaya mengadakan wawancara personal sangat besar, sekarang digunakan wawancara lewat telepon untuk mengumpulkan data pembaca. Panggilan telepon dilakukan pada hari yang sama dengan diterbitkannya suratkabar. Si pewawancara meminta responden membawa suratkabar itu, lalu lewat percakapan telepon, mereka mulai membuka halaman suratkabar satu-persatu, di mana si responden menunjukkan artikel mana yang ia baca. Teknik riset ini menghemat biaya, namun menyisihkan kelompok pembaca yang tidak memiliki suratkabar sendiri di tangan.
Dengan surat dilakukan melalui kritik atau saran untuk suara pembaca.

Istilah-istilah dalam surat kabar

Tiras atau Oplah (dari bahasa Belanda oplage) adalah jumlah kopi surat kabar atau majalah yang dijual. Oplah antara lain digunakan untuk mengatur harga periklanan. Sebutan lain untuk oplah adalah "tiras".
Ombudsman adalah seorang pejabat atau badan yang bertugas menyelidiki berbagai keluhan masyarakat. Kata ombudsman berasal dari bahasa Swedia kuno umbuĆ°smann, artinya perwakilan. Selain di tingkat pemerintahan, ombudsman juga dapat ditemui dalam perusahaan, universitas, dan media massa.
Dalam dunia sirkulasi dikenal istilah Retur. Yakni eksemplar media yang tidak laku dan dikembalikan kepada penerbit. Belum lagi soal sistem penjualan. Ada yang
konsinyasi, ada pula yang jual putus.
Sirkulasi adalah hasil kinerja media yang diukur melalui besarnya penjualan dari media tersebut
Sebuah lembaga survei pers sedunia menunjukkan terjadi kenaikan penjualan koran sedunia tahun 2007 sebesar 2,57 persen ke angka 532 juta eksemplar per hari. Angka ini naik dari catatan tahun 2006, 515 juta eksemplar per hari, dan jauh mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2002 sebesar 488 juta eksemplar.

Hasil survei itu disampaikan pada kongres ke-61 World Association of Newspaper (WAN) di Goteborg, Swedia, 2-4 Juni lalu. Kenaikan penjualan koran ini ditopang oleh kenaikan penjualan di dua negara, yaitu China yang mengalami kenaikan 3,8 persen dan India sebesar 11 persen.

"Kenaikan ini juga didukung oleh naiknya tiras koran gratis di beberapa negara sebesar 20 persen. Data terakhir, koran gratis mencapai 7 persen dari tiras harian sedunia," kata pengurus SPS, Tribuana Said, saat memaparkan hasil survei pada Media Industri Outlook semester II-2008 di Jakarta Media Centre, Selasa (12/8).

Sementara, dari data per benua, penjualan koran di Amerika Serikat turun 2,14 persen. Demikian pula dengan Benua Eropa yang mengalami penurunan 1,19 persen. Sebaliknya, di Amerika Selatan penjualan naik 6,72 persen dan Asia naik 1,87 persen.
"Di negara-negara berkembang, terutama yang ada di Amerika Latin, Amerika Selatan, dan Asia, budaya multimedia masyarakat masih rendah sehingga media konvensional surat kabar masih laku dijual," ujar Tribuana.

Meskipun terjadi kenaikan penjualan koran secara global, penilaian tentang masa depan cetak ternyata masih terbagi dalam dua kelompok, antara optimistis dan bimbang. Hal itu terlihat dari survei lainnya yang diadakan World Editors Forum (WEF) bekerja sama dengan Reuters dan Zogby International pada Maret 2008 lalu.

Survei dilakukan terhadap 704 pimpinan media dari seluruh penjuru dunia. Pertanyaan yang diajukan adalah tentang arah surat kabar di masa depan, terutama integrated newsroom (organisasi dan operasi redaksi yang terpadu). Sebanyak 86 persen responden setuju bahwa integrated newsroom akan menjadi standar bagi semua surat kabar dalam waktu 5 tahun mendatang.

Integrated newsroom merupakan ruang kerja terpadu yang disiapkan minimal bagi para jurnalis media cetak dan online (duo-media). Sebanyak 83 persen responden menyatakan setuju jurnalis diharapkan mampu membuat konten multimedia (cetak, video, audio, web, mobile) dalam waktu 5 tahun mendatang. Sementara, 83 persen responden setuju jika tata letak desain ruang kerja penting untuk membangun kolaborasi antara jurnalis cetak dan online. Dari 704 responden, 53 persen menyatakan telah memiliki integrated newsroom bagi jurnalis cetak dan online dan 43 persennya (319 media) mengaku belum memiliki integrated newsroom.


Pemeringkatan 8 Besar koran berdasarkan oplah atau tiras.
* Menurut research Nielsen


1. Jawa Pos
2. Kompas ( 1. 250. 682 / hari )
3. Pos Kota ( 60. 000 / hari )
4. Top Score ( 1. 000. 000 / hari )
5. Berita Kota
6. Kedaulatan Rakyat (125.000/ hari)
7. Lampu Merah
8. Seputar Indonesia (336.000/hari )

0 Response to "Media Relations: Metodologi Surat Kabar/Koran"

Posting Komentar