Ethics Philoshopy (CONFLICT OF INTEREST)

CONFLICT OF INTEREST

Conflict of interest adalah sebuah konflik berkepentingan yang terjadi ketika sebuah individu atau organisasi yang terlibat dalam berbagai kepentingan, salah satu yang mungkin bisa merusak motivasi untuk bertindak dalam lainnya.

Sebuah konflik kepentingan hanya bisa ada jika seseorang atau kesaksian dipercayakan dengan ketidakberpihakan beberapa; jumlah sedikit kepercayaan diperlukan untuk menciptakannya. Adanya konflik kepentingan adalah independen dari pelaksanaan ketidakpantasan. Oleh karena itu, konflik kepentingan dapat ditemukan dan dijinakkan secara sukarela sebelum korupsi pun terjadi. Contoh beberapa pekerjaan dimana konflik kepentingan adalah kemungkinan besar yang harus dihadapi atau ditemukan meliputi: polisi , pengacara , hakim , adjuster asuransi , politikus , insinyur , eksekutif, direktur sebuah perusahaan , penelitian medis ilmuwan, dokter , penulis, dan editor.

Maka dari pada itu kita bisa mendefinisikan konflik kepentingan sebagai situasi di mana seseorang memiliki atau pribadi yang cukup kepentingan pribadi untuk muncul untuk mempengaruhi tujuan pelaksanaan tugas-nya resmi atau sebagai, katakanlah, seorang pejabat publik, karyawan, atau profesional.

Sebuah konflik kepentingan bisa eksis dalam beberapa jenis situasi:

  • Dengan pejabat publik yang kepentingan pribadi bertentangan dengan jabatannya profesionalnya.
  • Dengan karyawan yang bekerja untuk satu perusahaan tetapi yang mungkin memiliki kepentingan pribadi yang bersaing dengan kerjanya.
  • Dengan orang yang memiliki posisi otoritas dalam satu organisasi yang bertentangan dengan kepentingan-nya dalam organisasi lain.
  • Dengan orang yang memiliki tanggung jawab yang saling bertentangan.

Tidak hanya itu ada hal-hal penting yang kita dapat perhatikan untuk mengetahui konflik berkepentingan ini, antara lain :

1. Konflik berkepentingan nyata dan dapat di bayangkan.

Pada umumnya konflik berasal dari peraturan yang kita gunakan dengan komunitas kita dan untuk alasan tersebut, konflik menjadi bagian nyata dibanding peraturan yang kita buat. Oleh sebab itu sering terlihat nya sebuah konflik sulit untuk dihindari. Dan ada alasan yang masuk akal yang membuat konflik berkepentingan dapat diterima dan tidak harus . Tapi paling tidak khalayak harus diberitahu kondisinya.

Satu masalah yang biasa ada dari sikap media dimana media profesional melihat pontesi dari konflik berkepentingan dapat menarik banyak perhatian yang di jadikan awal dari sebuah pemberitaan.

Media massa adalah sebuah bisnis besar dan tergantung dari banyaknya iklan yang mendukung mereka. Bagian editorial lebih menekankan sisi komersil untuk sehari-harinya. kebanyakan koran dan media penyiaran mengasingkan integritas jurnalistik dari tekanan komersil.

Beberapa organisasi berita juga dimiliki oleh perusahaan yang kesetiaannya lebih ke dasar dibandingkan kebebasan jurnalistik. ABC contohnya, ABC dimiliki oleh Walt Disney Company.

Di dunia media kemungkinan pengunaaan konflik berkepentingan sangat tidak terhingga dan ini menjadi kewajiban pengurus media untuk lebih sensitif kepada masalah etika akibat dari konflik yang ada.


2. Menyadari konflik : pada keadaan tersulit.

Jika kita menghindari konflik atau paling tidak belajar untuk mengikuti mereka,

kita harus mengerti dan belajar untuk apa konflik itu ada. Beberapa orang menjadi tidak sadar akibat dari perbuatan mereka.

Walaupun demikian konflik berkepentingan bisa berasal dari segala macam situasi. Profesionalisme media pada konflik berkepentingan ini terdapat 3 area yang spesifik :

a. Hubungan yang saling bertentangan

Memang sulit untuk memberikan2 hal besar. Sikap dari kepribadian kita tentu saja terbatas, ketika kita ikut serta didalam sebuah konflik yang saling bertentangan. Beberapa contoh hubungan yang saling bertentangan adalah checkbook journalism, personal relationship, dan the journalist as citizen.

b. Partisipasi publik yang bertentangan

Dua sisi dalam jurnalism. Kadang didalam dunia jurnalis ada dua sisi yang saling bertentangan dimana pastisipasi publik kadang tidak sesuai dengan keinginan dari media. Hal ini tentu saja membuat media dihadapkan pada suatu kondisi yang bertentangan dimana di satu sisi mereka harus mendapatkan partisipasi publik tapi di satu sisi juga mereka harus mendapat kan berita yang bisa menimbulkan partisipasi publik yang sesuai keinginan mereka.

c. Kepentingan pribadi dan maksud tersembunyi

Konflik yang ada antara profesionalisme media dan kepentingan pribadi dengan maksud tersembunyi terkadang menimbulkan banyak pertanyaan. Tidak beruntung nya kepentingan pribadi dan maksud tersembunyi didalam sebuah media profesional tidak akan terjadi pada sebuah organisasi berita yang editornya dapat memilih dan menggunakan kedua hal ini secara tepat dan sesuai.


3. Pendekatan untuk menangani konflik yang berkepentingan.

Biasanya, tidak menghilangkan masalah dan menjelaskan masalah yang ada bisa menjadi salah satu penanganan konflik ini.

Terdapat 3 hal yang di ikuti dan bisa berubah menjadi petunjuk moral dan dijadikan standart dari sebuah proses moral.

Pertama, tentu saja tujuan dari penyelesaian konflik harus dihindari dari konflik pribadi seperti ke profesionalan media dalam membuat berita.

Kedua, jika konflik tidak bisa di antisipasi, untuk mengatasi sebuah dilema, walaupun faktanya telah ada. Misal kantor penerbit koran tidak bisa menangani masalah yang timbul didalam perusahaan nya yang bisa dijadikan sebuah pemberitaan tetapi jika koran tersebut menutup nutupi cerita sebenarnya, mereka harus menganggap diri mereka terhindar dari konflik berkepentingan.

Ketiga, jika konflik kepentingan tidak bisa dihindari, ini harus di beritahu kepada publik atau klien.


4. Konflik kepentingan : studi kasus

Terdapat beberapa kasus mengenai konflik kepentingan. Misalnya PR practitioner yang menjadi aktivis politik, tes DNA : media memanggil hakim dalam kasus kematian warga kulit hitam di amerika. Kemudian kasus gen atau warna kulit di amerika.

0 Response to "Ethics Philoshopy (CONFLICT OF INTEREST)"

Posting Komentar