PROPOSAL Kesenian Tradisional dan Media Intertaiment Media & Entertainment

Kesenian Tradisional dan Media Intertaiment

Media & Entertainment


Kata Pengantar


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayah-Nya, Sehingga kami dapat mengerjakan tugas final tes ini sesuai dengan waktu yang ditentukan dan dengan segenap kemampuan dan kesehatan yang kami miliki. Adapun proposal ini bertema tentang kesenian tradisional dan media intertaiment, untuk lebih spesifiknya kami melihat pada studi kasus kesenian tradisional kuda lumping yang berjudul Kesenian Kuda Lumping yang Harus Dilestarikan Melalui Media. Dimana pada proposal ini kami sebagai penulis menyajikannya dalam bentuk buku yang sederhana dan waktu yang sangat singkat, sehingga apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam isi buku ini maka mohon dimaklumi atau mungkin terdapat ketidakjelasan yang sulit untuk anda mengerti kami tidak sungkan untuk diberi saran maupun kritikan bahkan pertanyaan, karena sebagai manusia ciptaan tuhan tidak luput dari kesalahan- kesalahan, sebab kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua yang selalu mendukung kami, dosen kami yaitu bapak Sri Tunggul yang telah mendidik kami dan teman-teman yang ikut membantu menyelesaikan tugas ini. Serta kekompakan kami sehingga dapat terselesaikan dengan baik.


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa globalisasi merupakan salah satu unsur kuat dan mendasar terhadap terjadinya perubahan dan pergeseran nilai-nilai budaya dan tentunya dalam hal ini kesenian tradisional sebagai salah satu subsistemnya. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Fenomena mewabahnya seni kuda lumping di berbagai tempat, dengan berbagai ragam dan coraknya, dapat menjadi indikator bahwa seni budaya yang terkesan penuh magis ini patut diperhatikan sebagai kesenian asli Indonesia. Satu hal yang harus kita waspadai bahwa Indonesia masih terus dijajah hingga sekarang dengan masuknya kebudayaan asing yang mencoba menyingkirkan kebudayaan-kebudayaan lokal. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa bangkitlah bersama untuk mengembalikan kembali kebudayaan yang sejak dahulu ada dan jangan sampai punah ditelan zaman modern ini. Untuk itu, kepada Pemerintah dan masyarakat diharapkan agar secara terus-menerus menelurusi kembali kebudayaan apa yang hingga saat ini hampir tidak terdengar lagi, untuk kemudian dikembangkan dan dilestarikan kembali nilai-nilai kebudayaan Indonesia.


BAB II
Pembahasan

Pelestarian Kuda Lumping Melalui Media
Secara garis besar, begitu banyak kesenian serta kebudayaan yang ada di Indonesia diwariskan secara turun-menurun dari nenek moyang bangsa Indonesia hingga ke generasi saat ini. Sekarang, kita sebagai penerus bangsa merupakan pewaris dari seni budaya tradisional yang sudah semestinya menjaga dan memeliharanya dengan baik. Tugas kita adalah mempertahankan dan mengembangkannya, agar dari hari ke hari tidak pupus dan hilang dari khasanah berkesenian masyarakat kita.
Hal yang Menarik dari Permasalahan
Malaysia ingin mengakui kebudayaan milik indonesia karena indonesia tidak menghargai atau tidak dapat mengkomunikasikan dan mempublikasikan kebudayaannya sendiri. Malaysia telah mengakui beberapa pulau bahkan batik sebagai hak miliknya sebagai kebudayaan mereka maka kuda lumping yang memiliki ciri yang kuat harus dijaga keberadaannya. Kuda lumping adalah tarian tradisional yang dimainkan secara ”tidak berpola” oleh rakyat kebanyakan tersebut telah lahir dan digemari masyarakat, khususnya di Jawa, sejak adanya kerajaan-kerajaan kuno tempo doeloe. Awalnya, menurut sejarah, seni kuda lumping lahir sebagai simbolisasi bahwa rakyat juga memiliki kemampuan (kedigdayaan) dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elite kerajaan yang memiliki bala tentara. Di samping itu juga sebagai media menghadirkan hiburan yang murah-meriah namun fenomenal kepada rakyat banyak. Kini, kesenian kuda lumping masih menjadi sebuah pertunjukan yang cukup membuat hati para penontonnya terpikat. Walaupun peninggalan budaya ini keberadaannya mulai bersaing ketat oleh masuknya budaya dan kesenian asing ke tanah air, tarian tersebut masih memperlihatkan daya tarik yang tinggi
Kenapa menarik?
Hingga saat ini, kita tidak tahu siapa atau kelompok masyarakat mana yang mencetuskan (menciptakan) kuda lumping pertama kali. Faktanya, kesenian kuda lumping dijumpai di banyak daerah dan masing-masing mengakui kesenian ini sebagai salah satu budaya tradisional mereka. Termasuk, disinyalir beberapa waktu lalu, diakui juga oleh pihak masyarakat Johor di Malaysia sebagai miliknya di samping Reog Ponorogo. Fenomena mewabahnya seni kuda lumping di berbagai tempat, dengan berbagai ragam dan coraknya, dapat menjadi indikator bahwa seni budaya yang terkesan penuh magis ini kembali ”naik daun” sebagai sebuah seni budaya yang patut diperhatikan sebagai kesenian asli Indonesia.
Unsur-unsur yang membuatnya menarik
Dipecut, Makan Beling dan Semburan Api
Entah hal apa yang bisa membuat para pemainnya ini seperti orang kesurupan. Dilihat dari cara permainannya, para penari kuda lumping seperti mempunyai kekuatan maha besar, bahkan terkesan memiliki kekuatan supranatural. Kesenian tari yang menggunakan kuda bohong-bohongan terbuat dari anyaman bambu serta diiringi oleh musik gamelan seperti; gong, kenong, kendang dan slompret ini, ternyata mampu membuat para penonton terkesima oleh setiap atraksi-atraksi penunggan (penari) kuda lumping. Hebatnya, penari kuda lumping tradisional yang asli umumnya diperankan oleh anak putri yang berpakaian lelaki bak prajurit kerajaan. Saat ini, pemain kuda lumping lebih banyak dilakoni oleh anak lelaki.
Bunyi sebuah pecutan (cambuk) besar yang sengaja dikenakan para pemain kesenian ini, menjadi awal permainan dan masuknya kekuatan mistis yang bisa menghilangkan kesadaran si-pemain. Dengan menaiki kuda dari anyaman bambu tersebut, penunggan kuda yang pergelangan kakinya diberi kerincingan ini pun mulai berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat hingga berguling-guling di tanah. Selain melompat-lompat, penari kuda lumping pun melakukan atraksi lainnya, seperti memakan beling dan mengupas sabut kelapa dengan giginya. Beling (kaca) yang dimakan adalah bohlam lampu yang biasa sebagai penerang rumah kita. Lahapnya ia memakan beling seperti layaknya orang kelaparan, tidak meringis kesakitan dan tidak ada darah pada saat ia menyantap beling-beling tersebut.
Jika dilihat dari keseluruhan permainan kuda lumping, bunyi pecutan yang tiada henti mendominasi rangkaian atraksi yang ditampilkan. Agaknya, setiap pecutan yang dilakukan oleh sipenunggang terhadap dirinya sendiri, yang mengenai kaki atau bagian tubuhnya yang lain, akan memberikan efek magis. Artinya, ketika lecutan anyaman rotan panjang diayunkan dan mengenai kaki dan tubuhnya, si penari kuda lumping akan merasa semakin kuat, semakin perkasa, semakin digdaya. Umumnya, dalam kondisi itu, ia kan semakin liar dan kuasa melakukan hal-hal muskil dan tidak masuk diakal sehat manusia normal.
Semarak dan kemeriahan permainan kuda lumping menjadi lebih lengkap dengan ditampilkannya atraksi semburan api. Semburan api yang keluar dari mulut para pemain lainnya, diawali dengan menampung bensin di dalam mulut mereka lalu disemburkan pada sebuah api yang menyala pada setangkai besi kecil yang ujungnya dibuat sedemikian rupa agar api tidak mati sebelum dan sesudah bensin itu disemburkan dari mulutnya. Pada permainan kuda lumping, makna lain yang terkandung adalah warna. Adapun warna yang sangat dominan pada permaian ini yaitu; merah, putih dan hitam. Warna merah melambangkan sebuah keberanian serta semangat. Warna putih melambangkan kesucian yang ada didalam hati juga pikiran yang dapat mereflesikan semua panca indera sehingga dapat dijadikan sebagai panutan warna hitam.
Sebagai sebuah atraksi penuh mistis dan berbahaya, tarian kuda lumping dilakukan di bawah pengawasan seorang ”pimpinan supranatural”. Biasanya, pimpinan ini adalah seorang yang memiliki ilmu ghaib yang tinggi yang dapat mengembalikan sang penari kembali ke kesadaran seperti sedia kala. Dia juga bertanggung-jawab terhadap jalannya atraksi, serta menyembuhkan sakit yang dialami oleh pemain kuda lumping jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan dan menimbulkan sakit atau luka pada si penari. Oleh karena itu, walaupun dianggap sebagai permainan rakyat, kuda lumping tidak dapat dimainkan oleh sembarang orang, tetapi harus di bawah petunjuk dan pengawasan sang pimpinannya.


BAB III
ANALISIS AWAL
Indonesia harus menggunakan media intertainment untuk memperkenalkan kesenian atau kebudayaannya selain itu juga sebagai alat untuk menjaga kelestariannya dari ancaman bangsa lain seperti malaysia yang banyak mengakui kebudayaan indonesia sebagai miliknya. Media merupakan wadah yang paling efektif untuk memperkenalkan atau mempertontonkan ide atau suatu kesenian seperti yang dibahas yaitu kesenian tradisional seperti kuda lumping, jadi kuda lumping tidak hanya dilihat diperkampungan atau dipinggiran jalan tetapi juga dapat disaksikan sebagai kesenian yang bernilai tinggi dan dapat ditonton masyarakat luas. Beberapa acara kesenian Tradisional pernah menjadi acara favorit dibeberapa stasiun televisi swasta (Favorit tentunya berdasarkan rating, menurut data Survey Research Indonesia, salah satu lembaga pemeringkat acara televisi, akhir Juni 2000, rating (peringkat) Ketoprak Canda 5. Artinya, acara itu ditonton oleh 5% dari sejumlah pemirsa di beberapa kota yang disurvai. Sementara Ketoprak Humor mengumpulkan rating 9 yang sebelumnya bertengger pada rating 13). Bahkan Ketoprak Humor yang pernah ditayangkan RCTI tiap Sabtu malam adalah acara favorit. Panasonic Awards 2000. Kesenian tradisional itu memang harus berkompromi dan beradaptasi agar bisa bertahan. Seperti: Ketoprak Humor, Ketoprak Canda, Ketoprak Jampi Stres, atau Ketoprak Plesetan relatif berhasil melakukannya melalui televisi. Namun, selain mendatangkan kemakmuran bagi pemain dan para anggota, modifikasi yang terlalu jauh bisa disalahartikan. Karena ketoprak yang sebenarnya. Adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan disajikan. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang. Sedangkan Indosiar adalah salah satu televisi swasta yang peduli dalam pengembangan dan pembudayaan kesenian tradisional, salah satunya adalah penayangan hiburan wayang kulit. Hiburan ini saat ini mulai jarang di dapat dinikmati oleh kalangankalangan perkotaan karena jarang ada masyarakat perkotaan yang menggelar pertunjukan wayang ini. Penayangan wayang kulit di Indosiar setiap sabtu malam mulai pukul 12.00 wib cukup memberikan sedikit penyegaran masyarakat tentang kesenian tradisional, dengan lakon-lakon yang disajikan cukup menarik dan penampilan dalang-dalang yang cukup kreatif dalam penyusunan instrumen gamelan dengan musik modern membuat pertunjukan lebih menarik. Dengan modifikasi yang dilakukan oleh para dalang baik mengenai musik dan alur cerita membuat pertujukan wayang yang disiarkan oleh indosiar menjadi lebih diminati oleh berbagai kalangan, lelucon yang di tampilkan juga cukup menarik, namun benang merah alur cerita tidak banyak mengalami perubahan. Sehingga wayang kulit yang merupakan salah satu media komunikasi penyampaian informasi kepada masyarakat dapat memenuhi misinya. Terobosan yang dilakukan oleh televisi swasta indosiar memang perlu mendapat dukungan dan dapat dicontoh oleh stasiun-stasiun televisi swasta lain sehingga kebudayaan bangsa tidak lenyap ditelan oleh perjalanan waktu. Dengan kata lain, keberadaan kesenian tradisional sekarang harus memperoleh perhatian dan perlakuan yang sungguh-sungguh agar bisa terus berkembang dan tetap bertahan menjadi bagian dari budaya dan perbendaharaan hidup masyarakat kita. Memang diakui bahwa kesenian tradisional bisa bertahan sampai kini karena keunikan intrinsiknya sendiri dan kreativitas luar biasa dari para dalang dan paguyubannya. Faktor ini terbukti dengan keberadaan kesenian tradisional dan perkembangannya sejak zaman Kerajaan Kahuripan, Kediri, Majapahit, Demak, Pajang, dan Mataram hingga sekarang di era global dan digital. Semuanya tidak lepas dari peran media massa, seperti televisi
Selain itu kuda lumping adalah aset bangsa yang sangat bernilai oleh karena itu kita harus menjaga keberadaanya dari bangsa lain yang ingin mengakuinya sehingga dapat menjadi salah satu ciri khas bangsa indonesia selama ini kuda lumping hanya dikenal sebagai hiburan pinggir jalan dengan nilai seni yang murahan.


BAB III
TEORI KOMUNIKASI MASSA

Teori Ketergantungan Media (Dependency Theory)
Teori ini menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu. Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur. Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar.
Kaitan tema masalah dengan teori
Karena apabila seseorang telah menyukai suatu program atau tayangan misalnya tentang kesenian kuda lumping maka dia akan memilih media yang berhubungan dengan kesenian. Dalam hal ini kami ingin agar masyarakat dapat lebih bergantung untuk memperhatikan atau menyukai kesenian khususnya kuda lumping hingga menjadi tertarik bahkan bisa menjadi hobi.
Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada pemirsa sebagai penentu media, model ini memperlihatkan bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar. Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal.
• Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. Sebagai contoh, bila anda menyukai gosip, anda akan membeli tabloid gosip dibandingkan membeli koran Kompas, dimana porsi gosip tentang artis hanya disediakan pada dua kolom di halaman belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah acara Cek dan ricek, itu ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya acara di televisi, dan orang ini kemungkinan sama sekali tidak peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang Kompas.
• Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Sebagai contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung/ percaya pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila keadaan negara stabil, ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan individu akan lebih bergantung pada institusi - institusi negara atau masyarakat untuk informasi. Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala sesuatu tidak bebas untuk digali, dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.
Fakta tentang Teori
Melihat sekarang ini masyarakat sangat ketergantungan dengan media apalagi di indonesia rata-rata menggunakan tv selama 12 jam bahkan sampai 24 jam tiap harinya,(19,7 jam per minggu) Sekitar 56% dari seluruh penduduk Indonesia yang menikmati listrik dan sering diam di rumah menghabiskan waktunya untuk menonton TV. Maka dengan melihat fakta itu kita dapat memanfaatkan hal tersebut dengan program kesenian seperti kuda lumping yang dibuat lebih modern sehingga dapat sesuai dengan perkembangan dan selera masyarakat. Sebaliknya minat baca orang indonesia sangat kurang sehingga penggunaan media cetak juga tidak banyak. bagaimana kondisi minat baca di Indonesia? Dengan berat hati kita katakan, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Itu terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2006. Bahwa, masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%)


BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Kesenian tradisional adalah budaya yang merupakan medan nyata di mana praktik-praktik, representasi-representasi, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan suatu masyarakat tertentu berpijak. Budaya juga adalah bentuk-bentuk kontradiktif akal sehat yang sudah mengakar pada dan ikut membentuk kehidupan sehari-hari. Persoalannya sekarang, apa yang harus dilakukan agar eksistensi dan masa depan kesenian tradisional itu terjamin dan tidak kehilangan apresiasi publik?

 Kekayaan kesenian bangsa indonesia sangat menguntungkan dan bermacam-macam ciri khas dari setiap daerahnya maka sebagai generasi penerus bangsa harus dapat melestarikannya.
 Khususnya mahasiswa mass communication kami mencoba membuat kesenian kuda lumping menjadi lebih modern dan tetap pada ciri khasnya untuk tontonan masyarakat saat ini.

Saran
Saran kami sebagai bangsa yang memiliki banyak kebudayaan kita wajib untuk menjaga dan melestarikan budaya indonesia. Gunakanlah kreativitas kalian untuk mencapainya jangan sampai kebudayaan kita direbut oleh bangsa lain.
Indonesia seharusnya lebih meningkatkan minat baca dibanding menghabiskan wakktu untuk nonton tv seperti tayangan sinetron yang kurang mendidik.

0 Response to "PROPOSAL Kesenian Tradisional dan Media Intertaiment Media & Entertainment"

Posting Komentar